A. Pengertian Tingkat Bunga
Tingkat bunga terdiri atas ukuran tingkat
bunga, ukuran lain dari tingkat bunga, perbedaan tingkat bunga nominal dengan
tingkat bunga riil, dan perbedaan tingkat bunga dengan tingkat imbal hasil.
Pengertian tingkat bunga ini merupakan prinsip pasar keuangan, demikian juga
struktur risiko tingkat bunga, struktur tingkat bunga, struktur peramalan
tingkat bunga dan teori efisiensi pasar keuangan merupakan prinsip pasar
keuangan.
1. Fungsi suku bunga
Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah
adalah :
a.
Sebagai daya
tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan.
b.
Suku bunga dapat
digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan
permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah
mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila
perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka
pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.
c.
Pemerintah dapat
memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti,
pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.
2. Pengukuran tingkat bunga
Instrument
pasar utang di bagi menjadi empat jenis, yaitu pinjaman sederhana, pinjaman
dengan pembayaran tetap, obligasi kupon, dan obligasi tanpa kupon atau obligasi
diskonto.Keempat instrument pasar utang ini dapat digunakan untuk mengukur
tingkat bunga.Tingkat bunga pasar utang berbeda dengan tingkat bunga bank
sentral karena tingkat bunga bank sentral merupakan salah satu instrument
kebijakan moneter, tetapi tingkat bunga bank sentral terintegrasi dengan
tingkat bunga pasar utang.
a. Pinjaman Sederhana
Pinjaman sederhana
( simple loan ) adalah sejumlah
pinjaman debitur yang dibayar kembali pada waktu jatuh tempo ditambah bunga
pinjaman. Dari pinjaman sederhana tingkat bunga dihitung sebagai berikut :
R = (TP – LV)/ LV x 100 persen
Dimana :
R =
tingkat bunga nominal
TP =
total pembayaran
LV
= nilai pinjaman
b. Pinjaman Pembayaran Tetap
Pinjaman
pembayaran tetap ( fixed payment loan )
adalah sejumlah pinjaman debitur yang dibayar setiap periode di tambah bunga
pinjaman dengan jumlah tetap, biasanya per bulan. Masalah dalam pinjaman
pembayaran tetap adalah menentukan pembayaran tetap awal tahun. Formula
pinjaman pembayaran tetap adalah :
LV =
FP/(1+R) + FP/(1+R)2 + … + FP/(1+R)T
LV = FP x
(1-1/(1+R)T)/R
Di mana:
FP = jumlah pembayaran tetap
T
= periode waktu jatuh tempo
c. Obligasi Kupon
Obligasi
kupon ( cupon bond ) artinya penerbit
atau penjual obligasi membayar bunga tetap (coupon
payment ) kepada pemegang obligasi setiap tahun dan nilai nominal pada
waktu jatuh tempo. Masalah umum pada obligasi kupon, dimana system pembayaran
hampir sama dengan pinjaman pembayaran tetap, yaitu :
P = C/(1+R)
+ C/(1+R)2 + … + C/(1+R)n + F/(1+R)T
P = C x (1-1/(1+R)T)/R
+ F/(1+R)T
Dimana :
P = harga
obligasi kupon
C = kupon
obligasi
F = nilai nominal obligasi
d. Obligasi Tanpa kupon atau Obligasi Diskonto
Obligasi
diskonto ( discount bond atau
zero-coupond bond ) adalah obligasi tanpa kupon yang dibeli dibawah harga
nominal dan dibayar kembali besar nominal sesudah jatuh tempo. Metode
perhitungan tingkat bunga dari obligasi diskonto atau tanpa kupon mirip dengan
perhitungan pinjaman sederhana, yaitu :
R = (F – P) / P
3. Ukuran Lain Dari Tingkat Bunga.
Pengukuran tingkat bunga paling akurat adalah
tingkat hasil jatuh tempo atau YTM. Namun pengukuran YTM kadang-kadang sulit,
sebaliknya penggunaan tingkat bunga kurang akurat pada pasar obligasi. Oleh
sebab itu, ukuran lain dari tingkat bunga ada 2 yaitu Current yield[RC] dan yield on a discount basis atau discount
yield[RDB] masing – masing adalah :
Rc
= C/P
RDB = (F – P) /F x 360/ Hari jatuh tempo
4. Tingkat Bunga Nominal dan Riil
Suku bunga
nominal adalah suku bunga yang bisa kita lihat di bank atau media cetak.Suku
bunga nominal cenderung naik seiring dengan angka inflasi. Suku bunga riil
adalah suku bunga setelah dikurangi dengan inflasi ( suku bunga riil = suku
bunga nominal – ekspektasi inflasi).
Persamaan
fisher menjelaskan bahwa tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga riil di
tambah ekspektasi inflasi, yaitu :
1 + R = (1 + r)(1 + π c)
1 + R = 1 + r + π c + rπ c , dimana rπc
≈ 0
R = r + π c atau
r = R - π c
Dimana :
r = tingkat bunga riil
R = tingkat bunga
nominal
π c = tingkat ekspektasi inflasi
Perbedaan
tingkat bunga riil dan tingkat bunga nominal penting karena tingkat bunga riil
menjelaskan biaya riil dari pinjaman dan merupakan indicator penting untuk
intensif meminjam dan member pinjaman. Sejalan dengan pengertian tingkat bunga
riil maka tingkat bunga nominal merupakan ukuran dari pertumbuhan uang
.obligasi dimana pembayaran tingkat kupon dan pokok utang disesuaikan dengan
perubahan tingkat inflasi disebut obligasi berindeks.
B. Perilaku Tingkat Bunga
1. Faktor Penentu Permintaan Aset
Aset (dahulu lebih di kenal dengan
aktiva) adalah bagian dari kekayaan yang bernilai. Ada 4 faktor yang
mempengaruhi permintaan aset, yaitu : kekayaan, ekspektasi imbal hasil, risiko,
dan likuiditas memengaruhi permintaan aset ? Kekayaan adalah total sumber dana
atau aset yang dimiliki oleh individu atau badan. Ekspektasi imbal hasil adalah
imbal hasil relative suatu aset terhadap aset lainya dari satu priode ke priode
berikutnya, yaitu :
E(RET) = p1RET1 + p2RET2
+ … + pnRETn
Dimana :
E(RET)
= Ekspektasi imbal hasil asset
RETn
= imbal hasil aset dari scenario ke-n
Pn = Probabilitas terjadinya RET pada period
eke-n
n = jumlah kemungkinan keluaran atau hasil.
Jika variabelnya
konstan, peningkatan ekspektasi imbal hasil suatu aset relative terhadap aset
lain nya cenderung mendorong peningkatan permintaan aset. Risiko adalah derajat
ketidakpastian yang berhubungan dengan imbal hasil dari suatu aset relative
terhadap aset lainnya.
Likuiditas merupakan kemudahan dan kecepatan suatu aset di
konversi ke dalam bentuk kas tanpa biaya yang besar.Suatu aset dikatakan likuid
jika pasar aset mendalam, dimana perdagangan aset terdiri atas banyak pembeli
dan penjual.
2. Permintaan dan penawaran Obligasi
Analisis penentuan tingkat bunga digunakan untuk menurunkan
permintaan dan penawaran obligasi.Tingkat bunga berbagai sekuritas bergerak
secara searah atau berhubungan positif sehingga analisis penentuan tingkat
bunga cukup pada satu sekuritas, yaitu obligasi.Analisis permintaan obligasi di
gunakan untuk memperoleh kurva permintaan obligasi, yaitu jumlah permintaan
dengan harga obligasi.
1) Kurva permintaan obligasi
Dari gambar diatas terlihat bahwa peningkatan harga obligasi akan
menurunkan permintaan obligasi dan penurunan harga obligasi akan meningkatkan
permintaan obligasi, yaitu kurva BD. Peningkatan harga jual obligasi akan
menurunkan tingkat bunga dan penurunan harga obligasi akan meningkatkan tingkat
bunga. Oleh sebab itu, penurunan tingkat bunga akan menurunkan permintaan obligasi
dan kenaikan tingkat bunga akan meningkatkan permintaan obligasi.
2) Kurva penawaran obligasi
Asumsi yang digunakan untuk menurunkan
kurva penawaran obligasi sama dengan asumsi pada penurunan kurva permintaan
obligasi.kurva penawaran obligasi menunjukan hubungan antara jumlah penawaran
dengan harga obligasi. Jika harga obligasi turun, sebaliknya jika harga
obligasi naik maka jumlah penawaran obligasi naik.Oleh sebab itu, kenaikan
tingkat bunga cenderung menurunkan penawaran oblligasi.
3) Analisis penawaran dan permintaan
Jika harga obligasi turunmaka tingkat
bunga naik.Akibatnya jumlah permintaan obligasi naik dan jumlah penawaran
obligasi turun. Analisis penawaran dan permintaan menjelaskan bahwa penawaran
obligasi ekivalen dengan permintaan dana pinjaman. Kurvapenawaran obligasi dapat diinterpretasikan sebagai permintaan dana
pinjaman. Sebaliknya, kurva permintaan obligasi menjelaskan penawaran dana
pinjaman.
Ciri penting dari analisis penawaran dan permintaan
obligasi adalah persediaan aset. Yaitu jumlah aset pada waktu tertentu bukan
dalam arti arus aset pada periode tertentu.
3.
Perubahan Keseimbangan Tingkat Bunga
Perubahan keseimbangan tingkat bunga terjadi
akibat perubahan permintaan dan penawaran obligasi. Ada empat faktor yang
berpengaruh terhadap permintaan obligasi,yaitu perubahan kekayaan, ekspektasi
imbal hasil, risiko dan likuiditas.
4.
Prefensi Likuiditas : Penawaran dan Permintaan Uang
Satu model
alternatif analisis penawaran dan permintaan uang di kembangkan oleh john maynard keynes yang dikenal dengan
analisis prefensi likuiditas. Analisis prefensi likuiditas menjelaskan
penentuan penentuan tingkat bunga
melalui keseimbangan penawaran dan permintaan uang. Analisis preferensi likuiditas dari pasar
uang dihubungkan dengan penawaran dana pinjaman pada pasar obligasi.
Ada dua alasan
mengapa pendapatan memengaruhi permintaan uang. Pertama, ekspansi ekonomi dan peningkatan pendapatan atau kekayaan
mengakibatkan keinginan memegang uang dari masyarakat naik, fungsi uang sebagai
alat tukar nilai. Kedua, ekspansi
ekonomi dan peningkatan pendapatan atau kekayaan mengakibatkan masyarakat ingin
melakukan transaksi lebih banyak. Oleh sebab itu, peningkatan pendapatan
menyebabkan peningkatan permintaan uang dan kemudian meningkatkan tingkat
bunga, kenaikan tingkat bunga akan menurunkan daya beli riil barang atau jasa.
Untuk mempertahankan nilai riil uang yang di pegang masyarakat akan meminta
uang nominal lebih banyak sehingga peningkatan harga akan meningkatkan
permintaan uang dan tingkat bunga.
C. Risiko Dan Struktur Tingkat Bunga
Risiko, likuiditas, dan pajak pendapatan bunga
berperan dalam menentukan struktur risiko tingkat bunga. Pertama, struktur tingkat bunga akan dianalisis pada obligasi
dengan waktu jatuh tempo yang sama mempunyai tngkat bunga yang berbeda.
Hubungan antara tingkat bunga obligasi dengan waktu tempo yang sama disebut
struktur risiko tingkat bunga (risk
structure of interes rate). Kedua,
struktur tingkat bunga pada obligasi dengan waktu jatuh tempo yang berbeda dan
mempunyai tingkat bunga bunga yang berbeda.Hubungan antara tingkat bunga
obligasi dengan waktu jatuh tempo yang berbeda disebut struktur tingkat bunga (term sturucture of interes rate).
1. Struktur Risiko
Tingkat Bunga
Tingkat bunga berbeda pada kategori obligasi
yang berbeda dari satu priode ke priode berikutnya, dan perbedaan (spread) tingkat bunga berfluktuasi dari
satu priode ke priode berikutnya. Faktor apa yang mempengaruhi fenomena
fluktuasi tingkat bunga ?Ada tiga faktor yang mempengaruhi fenomena fluktuasi
perbedaan tingkat bunga, yaitu resiko kegagalan, likuiditas, dan pajak
pendapatan bunga.
a. Risiko kegagalan
Risiko kegagalan (default risk) adalah
kemungkinan obligasi gagal jual karena ketidaksanggupan penerbit obligasi
membayar bunga atau pembayaran nilai nominal obligasi pad saat jatuh tempo.
Obligasi yang tidak mempunyai risiko kegagalan disebut obligasi bebas kegagalan
(default-free bond), yaitu obligasi pemerintah (treasury bond). Obligasi
pemerintah merupakan obligasi bebas risiko karena pemerintah dapat meningkatkan
pajak atau menerbitkan obligasi baru untuk membayar obligasi jatuh tempo
bilamana keuangan pemerintah mengalami defisit.Perbedaan antara tingkat bunga
obligasi berisiko (default risk bond).
b.
Likuiditas
Penurunan likuiditas obligasi perusaahan
karena sulit diperdagangkan dan biaya penjualan naik mengakibatkan penurunan
permintaan.Harga obligasi turun dan tingkat obligasi naik. Pada saat yang sama
permintaan obligasi naik, akibatnya harga obligasi naik dan tingkat obligasi
turun. Dari gambar 5.1 ditunjukkan bahwa perbedaan tingkat bunga atau [RC -RT]
juga merupakan premi likuiditas yang selalu bernilai positif atau sering
disebut premi risiko sehingga kedua risiko disebut risiko liquiditas.
c.
Pajak pendapatan
Pajak pendapatan dibebankan pada pendapatan kupon
obligasi perusaahan, sebaliknya pajak pendapatan tidak dibebankan pada
pendapatan kupon obligasi pemerintah. Pembebanan pajak pendapatan pada obligasi
perusaahan akan menurunkan permintaan akibatnya harga obligasi turun dan
tingkat bunga obligasi naik. Pada saat yang sama, permintaan obligsi pemerintah
naik, harga obligasi pemerintah naik, dan tingkat bunga obligasi pemerintah
turun.
2.
Struktur Tingkat
Bunga
Hasil satu klompok obligasi dengan jatuh tempo yang berbeda tetapi
risiko sama disebut kurva hasil (yield curve), yaitu deskripsi struktur tingkat
bunga untuk obligasi tertentu. Kurva hasil dapat diklasifikasikan sebagai kurva
hasil naik, kurva hasil datar, dan kurva hasil turun (inverted yield
curve).Jika kurva hasil naik maka tingkat bunga jangka panjang diatas tingkat
bunga jangka pendek. JIka kurva hasil datar tingkat bunga jangka panjang sama
dengan tingkat bunga jangka pendek. Sebaliknya kurva hasil turun menjelaskan
bahwa tingka bunga jangka pendek lebih tinggi dari tingkat bunga jangka panjang.
Mengapa kurva hasil naik, datar, dan turun? Ada beberapa jawaban untuk masalah
ini, yaitu:
a.
Tingkat bunga obligasi dengan jatuh tempo yang
berbeda bergerak secara bersama-sama pada waktu tertentu.
b.
Pada waktu tingkat bunga jangka pendek rendah
kurva hasil cenderung naik dan pada waktu tingkat bunga jangka pendek tinggi
kurva hasil cenderung turun dan menjadi
kurva hasil turun.
c.
Kurva hasil cenderung mempunyai kemiringan
positif menurut informasi beberapa laporan keuangan.
Teori
ekspektasi murni dari struktur tingkat bunga menyatakan bahwa tingkat bunga
jangka panjang akan sama dengan rata-rata tingkat bunga jangka pendek.
D. Teori Efesiensi Pasar
1. Ekspektasi
Rasional Pasar Keuangan
Ekspektasi rasional pasar keuangan didasarkan
pada asumsi di mana harga sekuritas direfleksikan secara menyeluruh oleh
informasi yang tersedia. Tingkat imbal hasil suatu sekuritas adalah jumlah
keuntungan modal (capital gain)
ditambah pembayaran kas di bagi dengan harga pembelian, yaitu:
RET = C/Pt
+ (Pt+1 - Pt)/ Pt
Faktor Teori
Efisiensi Pasaar Keuangan
Analisis investasi dapat digunakan untuk
melihat fakta yang mendukungteori efisiensi pasar.Apakah informasi yang
tersedia merefleksikan harga saham, perilaku acak (random-walk) dan keberhasilan analisis teknis? Ada tiga fakta pendukung
EMH, yaitu:
a.
Kinerjabaik pada masa lalu dari suatu
kesempatan investasi tidak secara otomatis mempunyai kinerja baik pada masa
mendatang.
b.
Harga sekuritas tidak selalu direfleksikan
oleh informasi yang tersedia hingga harga pasar berbeda dengan harga
sebenarnya.
c.
Perilaku acak dari harga sekuritas atau
pergerkan harga pada masa mendatang tidak dapat diramalkan, sehingga penggunaan
analisisa teknis menjadi penting untuk memahami data harga sekuritas masa lalu
dan pola pergerakan tren maupun pola pergerakan siklus.
Penjelasan perilaku acak dari pergerakan harga
sekuritas adalah dengan memisahkan harga saham naik 5 pada periode
berikutnya.prediksi tingkat keuntungan modal di atas 50 persen per
periode.Tingkat imbal hasil terlihat ini jauh lebih tinggi dari tingkat imbal
hasil keseimbangan. Teori efisieensi pasar menunjukan bahwa masyarakat akan
membeli saham pada harga sekarang. Pembelian akan terhenti ketika prediksi
perubahan harga turun mendekati nol. Analisis investasi juga dapat digunakan
untuk melihat fakta yang menentang EMH. Ada lima fakta penentang EMH, yaitu:
a.
Efek perusahaan kecil (small-firm effect), yaitu anomaly pada harga sekuritas dimana
sekuritas perusahaan kecil memperoleh imbal hasil tidak normal atau abnormal
imbal hasil tinggi dan cenderung turun pada periode jangka panjang. Fakta
empiris ini dengan jelas melawan reori efisiensi pasar.
b.
Efek bulan januari (January effect), yaitu
dampak yang menunjukan bahwa harga saham tidak normal atau abnormal pada bulan
Desember ke bulan Jannuari. Harga saham dapat diprediksi dan tidak konsisten
dengan perilaku acak (random-walk
behavior).
c.
Reaksi berlebihan dari pasar (market overation). Reaksi berlebihan ini
sering terjadi karena pengumuman informasi baru.
d.
Fluktusai berlebihan (excessive volatility), yaitu volatilitas berlebihan dari harga
sekuliritas sehingga volatilitas harga pasar lebih besar dari volatilitas
dasarnya.
e.
Meanrecursive, yaitu
jika imbal hasil sekuritas pada saat ini rendah maka imbal hasil pada masa
datang cenderung tinnggi, sebaliknya jiak imbal hasil sekuritas tinggi pada
saat ini maka imbal hasil pada masa menadatang cenderung tinggi.
2.
Beberapa Aplikasi Ekspektasi Rasional
Salah
satu aspek penting dari ekspektasi rasional adalah bahwa nilai satu atau lebih
variabel ditentukan oleh kejutan acak dari variabel itu sendiri dan kejutan
acak variable lainnya.Aplikasi ekspektasi rasional terhadap pasar keuangan
disebut EMH.Implikasi teori ekspektasi rasional ada dua.Pertama, jika ada perubahan variabel, nilasi ekspektasi ari
variabel dibentuk sebaik variabel tersebut. Misalkan pergerakan tingkat bunga
jangka panjang naik diatas tingkat bunga normal, maka ekspektasi tingkat bunga
jangka panjang pada masa datang akan turun ketingkat normal. Kedua, kesalahan peramalan dari
ekspektasi rasional mempunyai nilai rata-rata nol dan pada awalnya nilai
rata-rata ini tidak dapat di prediksi.
3.
Model Empiris Ekspektasi Rasional di Indonesia
Aplikasi empiris ekspektasi rasional indonesia
terdiri atas harga saham, model persamaan simultan permintaan uang dan tingkat
harga di Indonesia. Ekspektasi harga saham di Indonesia tidak menunjukan efek bubble atau bootstrap. Implikasinya adalah bahwa inflasi inflasi tinggi di Indonesia
akan tersatabilisai ke inflasi yang lebih rendah dalam periodae jangka panjang.
Solusi ekspektasi rasional Indonesia adalah harga ditentukan oleh kejutan acak
permintaan uang sehingga tingkat harga pada periode merupakan fungsi menurun
dari kejutan acak permintaan uang dan tingkat harga periode sebelumnya.
Posting Komentar