Selamat Datang di Blog Red3Land Dan Terimah Kasih Atas Kunjungannya

Kamis, 21 Juni 2012

PRINSIP PASAR KEUANGAN

A.      Pengertian Tingkat Bunga
Tingkat bunga terdiri atas ukuran tingkat bunga, ukuran lain dari tingkat bunga, perbedaan tingkat bunga nominal dengan tingkat bunga riil, dan perbedaan tingkat bunga dengan tingkat imbal hasil. Pengertian tingkat bunga ini merupakan prinsip pasar keuangan, demikian juga struktur risiko tingkat bunga, struktur tingkat bunga, struktur peramalan tingkat bunga dan teori efisiensi pasar keuangan merupakan prinsip pasar keuangan.
1.       Fungsi suku bunga
Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah adalah :
a.       Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk  diinvestasikan.
b.      Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.
c.       Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.
2.       Pengukuran tingkat bunga
Instrument pasar utang di bagi menjadi empat jenis, yaitu pinjaman sederhana, pinjaman dengan pembayaran tetap, obligasi kupon, dan obligasi tanpa kupon atau obligasi diskonto.Keempat instrument pasar utang ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat bunga.Tingkat bunga pasar utang berbeda dengan tingkat bunga bank sentral karena tingkat bunga bank sentral merupakan salah satu instrument kebijakan moneter, tetapi tingkat bunga bank sentral terintegrasi dengan tingkat bunga pasar utang.
a.       Pinjaman Sederhana
Pinjaman sederhana ( simple loan ) adalah sejumlah pinjaman debitur yang dibayar kembali pada waktu jatuh tempo ditambah bunga pinjaman. Dari pinjaman sederhana tingkat bunga dihitung sebagai berikut :
R = (TP – LV)/ LV x 100 persen
Dimana :
R     =  tingkat bunga nominal
TP   =  total pembayaran
LV  =  nilai pinjaman
b.      Pinjaman Pembayaran Tetap
Pinjaman pembayaran tetap ( fixed payment loan ) adalah sejumlah pinjaman debitur yang dibayar setiap periode di tambah bunga pinjaman dengan jumlah tetap, biasanya per bulan. Masalah dalam pinjaman pembayaran tetap adalah menentukan pembayaran tetap awal tahun. Formula pinjaman pembayaran tetap adalah :
LV = FP/(1+R) + FP/(1+R)2 + … + FP/(1+R)T
LV  = FP  x (1-1/(1+R)T)/R
Di mana:
FP   = jumlah pembayaran tetap
T     = periode waktu jatuh tempo
c.       Obligasi Kupon
Obligasi kupon ( cupon bond ) artinya penerbit atau penjual obligasi membayar bunga tetap (coupon payment ) kepada pemegang obligasi setiap tahun dan nilai nominal pada waktu jatuh tempo. Masalah umum pada obligasi kupon, dimana system pembayaran hampir sama dengan pinjaman pembayaran tetap, yaitu :
P = C/(1+R) + C/(1+R)2 + … + C/(1+R)n + F/(1+R)T
P = C x (1-1/(1+R)T)/R + F/(1+R)T
Dimana :
P = harga obligasi kupon
C = kupon obligasi
F = nilai nominal obligasi
d.      Obligasi Tanpa kupon atau Obligasi Diskonto
Obligasi diskonto ( discount bond atau zero-coupond bond ) adalah obligasi tanpa kupon yang dibeli dibawah harga nominal dan dibayar kembali besar nominal sesudah jatuh tempo. Metode perhitungan tingkat bunga dari obligasi diskonto atau tanpa kupon mirip dengan perhitungan pinjaman sederhana, yaitu :
R = (F – P) / P
3.       Ukuran Lain Dari Tingkat Bunga.
Pengukuran tingkat bunga paling akurat adalah tingkat hasil jatuh tempo atau YTM. Namun pengukuran YTM kadang-kadang sulit, sebaliknya penggunaan tingkat bunga kurang akurat pada pasar obligasi. Oleh sebab itu, ukuran lain dari tingkat bunga ada 2 yaitu Current yield[RC] dan yield on a discount basis atau discount yield[RDB] masing – masing adalah :
Rc = C/P
RDB = (F – P) /F x 360/ Hari jatuh tempo
4.       Tingkat Bunga Nominal dan Riil
Suku bunga nominal adalah suku bunga yang bisa kita lihat di bank atau media cetak.Suku bunga nominal cenderung naik seiring dengan angka inflasi. Suku bunga riil adalah suku bunga setelah dikurangi dengan inflasi ( suku bunga riil = suku bunga nominal – ekspektasi inflasi).
Persamaan fisher menjelaskan bahwa tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga riil di tambah ekspektasi inflasi, yaitu :
1 + R = (1 + r)(1 + π c)
1 + R = 1 + r + π c  + rπ c , dimana rπc ≈ 0
R = r + π c  atau r = R - π c
Dimana :
r  = tingkat bunga riil
R = tingkat bunga nominal
π c  = tingkat ekspektasi inflasi
Perbedaan tingkat bunga riil dan tingkat bunga nominal penting karena tingkat bunga riil menjelaskan biaya riil dari pinjaman dan merupakan indicator penting untuk intensif meminjam dan member pinjaman. Sejalan dengan pengertian tingkat bunga riil maka tingkat bunga nominal merupakan ukuran dari pertumbuhan uang .obligasi dimana pembayaran tingkat kupon dan pokok utang disesuaikan dengan perubahan tingkat inflasi disebut obligasi berindeks.
B.      Perilaku Tingkat Bunga
1.       Faktor Penentu Permintaan Aset
Aset (dahulu lebih di kenal dengan aktiva) adalah bagian dari kekayaan yang bernilai. Ada 4 faktor yang mempengaruhi permintaan aset, yaitu : kekayaan, ekspektasi imbal hasil, risiko, dan likuiditas memengaruhi permintaan aset ? Kekayaan adalah total sumber dana atau aset yang dimiliki oleh individu atau badan. Ekspektasi imbal hasil adalah imbal hasil relative suatu aset terhadap aset lainya dari satu priode ke priode berikutnya, yaitu :
E(RET) =  p1RET1 + p2RET2  + … + pnRETn
Dimana :
E(RET)  = Ekspektasi imbal hasil asset
RETn = imbal hasil aset dari scenario ke-n
Pn      = Probabilitas terjadinya RET pada period eke-n
n        = jumlah kemungkinan keluaran atau hasil.
Jika variabelnya konstan, peningkatan ekspektasi imbal hasil suatu aset relative terhadap aset lain nya cenderung mendorong peningkatan permintaan aset. Risiko adalah derajat ketidakpastian yang berhubungan dengan imbal hasil dari suatu aset relative terhadap aset lainnya.
Likuiditas merupakan kemudahan dan kecepatan suatu aset di konversi ke dalam bentuk kas tanpa biaya yang besar.Suatu aset dikatakan likuid jika pasar aset mendalam, dimana perdagangan aset terdiri atas banyak pembeli dan penjual.
2.       Permintaan dan penawaran Obligasi
Analisis penentuan tingkat bunga digunakan untuk menurunkan permintaan dan penawaran obligasi.Tingkat bunga berbagai sekuritas bergerak secara searah atau berhubungan positif sehingga analisis penentuan tingkat bunga cukup pada satu sekuritas, yaitu obligasi.Analisis permintaan obligasi di gunakan untuk memperoleh kurva permintaan obligasi, yaitu jumlah permintaan dengan harga obligasi.
1)      Kurva permintaan obligasi
Dari gambar diatas terlihat bahwa peningkatan harga obligasi akan menurunkan permintaan obligasi dan penurunan harga obligasi akan meningkatkan permintaan obligasi, yaitu kurva BD. Peningkatan harga jual obligasi akan menurunkan tingkat bunga dan penurunan harga obligasi akan meningkatkan tingkat bunga. Oleh sebab itu, penurunan tingkat bunga akan menurunkan permintaan obligasi dan kenaikan tingkat bunga akan meningkatkan permintaan obligasi.
2)      Kurva penawaran obligasi
Asumsi yang digunakan untuk menurunkan kurva penawaran obligasi sama dengan asumsi pada penurunan kurva permintaan obligasi.kurva penawaran obligasi menunjukan hubungan antara jumlah penawaran dengan harga obligasi. Jika harga obligasi turun, sebaliknya jika harga obligasi naik maka jumlah penawaran obligasi naik.Oleh sebab itu, kenaikan tingkat bunga cenderung menurunkan penawaran oblligasi.
3)      Analisis penawaran dan permintaan
Jika harga obligasi turunmaka tingkat bunga naik.Akibatnya jumlah permintaan obligasi naik dan jumlah penawaran obligasi turun. Analisis penawaran dan permintaan menjelaskan bahwa penawaran obligasi ekivalen dengan permintaan dana pinjaman. Kurvapenawaran obligasi dapat diinterpretasikan sebagai permintaan dana pinjaman. Sebaliknya, kurva permintaan obligasi menjelaskan penawaran dana pinjaman.
Ciri penting dari analisis penawaran dan permintaan obligasi adalah persediaan aset. Yaitu jumlah aset pada waktu tertentu bukan dalam arti arus aset pada periode tertentu.
3.       Perubahan Keseimbangan Tingkat Bunga
Perubahan keseimbangan tingkat bunga terjadi akibat perubahan permintaan dan penawaran obligasi. Ada empat faktor yang berpengaruh terhadap permintaan obligasi,yaitu perubahan kekayaan, ekspektasi imbal hasil, risiko dan likuiditas.
4.       Prefensi Likuiditas : Penawaran dan Permintaan Uang
Satu model alternatif analisis penawaran dan permintaan uang di kembangkan oleh john maynard keynes yang dikenal dengan analisis prefensi likuiditas. Analisis prefensi likuiditas menjelaskan penentuan penentuan tingkat  bunga melalui keseimbangan penawaran dan permintaan uang.  Analisis preferensi likuiditas dari pasar uang dihubungkan dengan penawaran dana pinjaman pada pasar obligasi.
Ada dua alasan mengapa pendapatan memengaruhi permintaan uang. Pertama, ekspansi ekonomi dan peningkatan pendapatan atau kekayaan mengakibatkan keinginan memegang uang dari masyarakat naik, fungsi uang sebagai alat tukar nilai. Kedua, ekspansi ekonomi dan peningkatan pendapatan atau kekayaan mengakibatkan masyarakat ingin melakukan transaksi lebih banyak. Oleh sebab itu, peningkatan pendapatan menyebabkan peningkatan permintaan uang dan kemudian meningkatkan tingkat bunga, kenaikan tingkat bunga akan menurunkan daya beli riil barang atau jasa. Untuk mempertahankan nilai riil uang yang di pegang masyarakat akan meminta uang nominal lebih banyak sehingga peningkatan harga akan meningkatkan permintaan uang dan tingkat bunga.
C.      Risiko Dan Struktur Tingkat Bunga
Risiko, likuiditas, dan pajak pendapatan bunga berperan dalam menentukan struktur risiko tingkat bunga. Pertama, struktur tingkat bunga akan dianalisis pada obligasi dengan waktu jatuh tempo yang sama mempunyai tngkat bunga yang berbeda. Hubungan antara tingkat bunga obligasi dengan waktu tempo yang sama disebut struktur risiko tingkat bunga (risk structure of interes rate). Kedua, struktur tingkat bunga pada obligasi dengan waktu jatuh tempo yang berbeda dan mempunyai tingkat bunga bunga yang berbeda.Hubungan antara tingkat bunga obligasi dengan waktu jatuh tempo yang berbeda disebut struktur tingkat bunga (term sturucture of interes rate).
1.       Struktur Risiko Tingkat Bunga
Tingkat bunga berbeda pada kategori obligasi yang berbeda dari satu priode ke priode berikutnya, dan perbedaan (spread) tingkat bunga berfluktuasi dari satu priode ke priode berikutnya. Faktor apa yang mempengaruhi fenomena fluktuasi tingkat bunga ?Ada tiga faktor yang mempengaruhi fenomena fluktuasi perbedaan tingkat bunga, yaitu resiko kegagalan, likuiditas, dan pajak pendapatan bunga.
a.       Risiko kegagalan
Risiko kegagalan (default risk) adalah kemungkinan obligasi gagal jual karena ketidaksanggupan penerbit obligasi membayar bunga atau pembayaran nilai nominal obligasi pad saat jatuh tempo. Obligasi yang tidak mempunyai risiko kegagalan disebut obligasi bebas kegagalan (default-free bond), yaitu obligasi pemerintah (treasury bond). Obligasi pemerintah merupakan obligasi bebas risiko karena pemerintah dapat meningkatkan pajak atau menerbitkan obligasi baru untuk membayar obligasi jatuh tempo bilamana keuangan pemerintah mengalami defisit.Perbedaan antara tingkat bunga obligasi berisiko (default risk bond).
b.      Likuiditas
Penurunan likuiditas obligasi perusaahan karena sulit diperdagangkan dan biaya penjualan naik mengakibatkan penurunan permintaan.Harga obligasi turun dan tingkat obligasi naik. Pada saat yang sama permintaan obligasi naik, akibatnya harga obligasi naik dan tingkat obligasi turun. Dari gambar 5.1 ditunjukkan bahwa perbedaan tingkat bunga atau [RC -RT] juga merupakan premi likuiditas yang selalu bernilai positif atau sering disebut premi risiko sehingga kedua risiko disebut risiko liquiditas.
c.       Pajak pendapatan
Pajak pendapatan dibebankan pada pendapatan kupon obligasi perusaahan, sebaliknya pajak pendapatan tidak dibebankan pada pendapatan kupon obligasi pemerintah. Pembebanan pajak pendapatan pada obligasi perusaahan akan menurunkan permintaan akibatnya harga obligasi turun dan tingkat bunga obligasi naik. Pada saat yang sama, permintaan obligsi pemerintah naik, harga obligasi pemerintah naik, dan tingkat bunga obligasi pemerintah turun.
2.       Struktur  Tingkat Bunga
Hasil satu klompok obligasi dengan jatuh tempo yang berbeda tetapi risiko sama disebut kurva hasil (yield curve), yaitu deskripsi struktur tingkat bunga untuk obligasi tertentu. Kurva hasil dapat diklasifikasikan sebagai kurva hasil naik, kurva hasil datar, dan kurva hasil turun (inverted yield curve).Jika kurva hasil naik maka tingkat bunga jangka panjang diatas tingkat bunga jangka pendek. JIka kurva hasil datar tingkat bunga jangka panjang sama dengan tingkat bunga jangka pendek. Sebaliknya kurva hasil turun menjelaskan bahwa tingka bunga jangka pendek lebih tinggi dari tingkat bunga jangka panjang. Mengapa kurva hasil naik, datar, dan turun? Ada beberapa jawaban untuk masalah ini, yaitu:
a.       Tingkat bunga obligasi dengan jatuh tempo yang berbeda bergerak secara bersama-sama pada waktu tertentu.
b.      Pada waktu tingkat bunga jangka pendek rendah kurva hasil cenderung naik dan pada waktu tingkat bunga jangka pendek tinggi kurva hasil cenderung  turun dan menjadi kurva hasil turun.
c.       Kurva hasil cenderung mempunyai kemiringan positif menurut informasi beberapa laporan keuangan.
Teori ekspektasi murni dari struktur tingkat bunga menyatakan bahwa tingkat bunga jangka panjang akan sama dengan rata-rata tingkat bunga jangka pendek.
D.      Teori Efesiensi Pasar
1.       Ekspektasi Rasional Pasar Keuangan
Ekspektasi rasional pasar keuangan didasarkan pada asumsi di mana harga sekuritas direfleksikan secara menyeluruh oleh informasi yang tersedia. Tingkat imbal hasil suatu sekuritas adalah jumlah keuntungan modal (capital gain) ditambah pembayaran kas di bagi dengan harga pembelian, yaitu:
RET = C/Pt + (Pt+1 - Pt)/ Pt
Faktor Teori Efisiensi Pasaar Keuangan
Analisis investasi dapat digunakan untuk melihat fakta yang mendukungteori efisiensi pasar.Apakah informasi yang tersedia merefleksikan harga saham, perilaku acak (random-walk) dan keberhasilan analisis teknis? Ada tiga fakta pendukung EMH, yaitu:
a.       Kinerjabaik pada masa lalu dari suatu kesempatan investasi tidak secara otomatis mempunyai kinerja baik pada masa mendatang.
b.      Harga sekuritas tidak selalu direfleksikan oleh informasi yang tersedia hingga harga pasar berbeda dengan harga sebenarnya.
c.       Perilaku acak dari harga sekuritas atau pergerkan harga pada masa mendatang tidak dapat diramalkan, sehingga penggunaan analisisa teknis menjadi penting untuk memahami data harga sekuritas masa lalu dan pola pergerakan tren maupun pola pergerakan siklus.
Penjelasan perilaku acak dari pergerakan harga sekuritas adalah dengan memisahkan harga saham naik 5 pada periode berikutnya.prediksi tingkat keuntungan modal di atas 50 persen per periode.Tingkat imbal hasil terlihat ini jauh lebih tinggi dari tingkat imbal hasil keseimbangan. Teori efisieensi pasar menunjukan bahwa masyarakat akan membeli saham pada harga sekarang. Pembelian akan terhenti ketika prediksi perubahan harga turun mendekati nol. Analisis investasi juga dapat digunakan untuk melihat fakta yang menentang EMH. Ada lima fakta penentang EMH, yaitu:
a.       Efek perusahaan kecil (small-firm effect), yaitu anomaly pada harga sekuritas dimana sekuritas perusahaan kecil memperoleh imbal hasil tidak normal atau abnormal imbal hasil tinggi dan cenderung turun pada periode jangka panjang. Fakta empiris ini dengan jelas melawan reori efisiensi pasar.
b.      Efek bulan januari (January effect), yaitu dampak yang menunjukan bahwa harga saham tidak normal atau abnormal pada bulan Desember ke bulan Jannuari. Harga saham dapat diprediksi dan tidak konsisten dengan perilaku acak (random-walk behavior).
c.       Reaksi berlebihan dari pasar (market overation). Reaksi berlebihan ini sering terjadi karena pengumuman informasi baru.
d.      Fluktusai berlebihan (excessive volatility), yaitu volatilitas berlebihan dari harga sekuliritas sehingga volatilitas harga pasar lebih besar dari volatilitas dasarnya.
e.       Meanrecursive, yaitu jika imbal hasil sekuritas pada saat ini rendah maka imbal hasil pada masa datang cenderung tinnggi, sebaliknya jiak imbal hasil sekuritas tinggi pada saat ini maka imbal hasil pada masa menadatang cenderung tinggi.
2.       Beberapa Aplikasi Ekspektasi Rasional
Salah satu aspek penting dari ekspektasi rasional adalah bahwa nilai satu atau lebih variabel ditentukan oleh kejutan acak dari variabel itu sendiri dan kejutan acak variable lainnya.Aplikasi ekspektasi rasional terhadap pasar keuangan disebut EMH.Implikasi teori ekspektasi rasional ada dua.Pertama, jika ada perubahan variabel, nilasi ekspektasi ari variabel dibentuk sebaik variabel tersebut. Misalkan pergerakan tingkat bunga jangka panjang naik diatas tingkat bunga normal, maka ekspektasi tingkat bunga jangka panjang pada masa datang akan turun ketingkat normal. Kedua, kesalahan peramalan dari ekspektasi rasional mempunyai nilai rata-rata nol dan pada awalnya nilai rata-rata ini tidak dapat di prediksi.
3.       Model Empiris Ekspektasi Rasional di Indonesia
Aplikasi empiris ekspektasi rasional indonesia terdiri atas harga saham, model persamaan simultan permintaan uang dan tingkat harga di Indonesia. Ekspektasi harga saham di Indonesia tidak menunjukan efek bubble atau bootstrap. Implikasinya adalah bahwa inflasi inflasi tinggi di Indonesia akan tersatabilisai ke inflasi yang lebih rendah dalam periodae jangka panjang. Solusi ekspektasi rasional Indonesia adalah harga ditentukan oleh kejutan acak permintaan uang sehingga tingkat harga pada periode merupakan fungsi menurun dari kejutan acak permintaan uang dan tingkat harga periode sebelumnya.

Posting Komentar

Next home