Selamat Datang di Blog Red3Land Dan Terimah Kasih Atas Kunjungannya

Rabu, 31 Oktober 2012

SALURAN PENCERNAAN


Urutan saluran pencernaan makanan dalam tubuh adalah mulut → faring → kerongkongan → lambung → usus halus → usus besar → rektum → anus.
1.        Rongga mulut
Makanan mulai dicerna secara mekanik dan kimia didalam rongga mulut. Didalam rongga mulut terdapat beberapa alat yang berperan dalam proses pencernaan yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (glandula salivales).
a.         Gigi
Pada manusia, gigi berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis. Pertumbuhan gigi pertama pada bayi dimulai saat usia 6 bulan. Gigi pertama tersebut disebut gigi susu (dens lakteus). Slelanjutnya berturut-turut diikuti dengan tumbuhnya gigi sulung (dens disidui).
Pada anak usia 6 tahun, gigi berjumlah 20, dengan susunan sebagai berikut.
a)      Gigi seri (dens insisivus), berjumlah 8 buah, berfungsi memotong makanan.
b)      Gigi taring (dens caninus), berjumlah 4 buah, berfungsi merobek makanan.
c)      Gigi graham kecil (dens premorale), berjumlah 8 buah, berfungsi menguyah makanan.
Ketika usia anak berkisar antara 6 tahun hingga 14 tahun, gigi mulai tanggal dan kemudian dan kemudian digantikan oleh gigi tetap (permanen). Gigi permanen berjumlah 32 buah, yang berarti ada penambahan gigi graham besar yang berjumlah 12 bauh.
Setiap gigi manusia tertanam di dalam graham dan dilindungai oleh gusi. Struktur luar gigi terdiri atas bagin-bagin berikut.Mahkota gigi (corona) merupakan bagian yang tampak dari luar.
a)      Akar gigi (radix) merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang.
b)      Leher gigi (colum) merupakan bagian gigi yang terlindung oleh gusi. Penampang gigi memperlihatkan bagian bagian sebagai berikut.
c)      Email (glazurlenamel), merupakan bagian terluar gigi. Email merupakan struktur terkeras dari tubuh, mengandung 97% kalsium dan 3 % bahan organik.
d)      Tuling gigi (dentin), berada disebelah dalam email, tersusun atas zat dentin.
e)      Sumsum gigi (pulpa), merupakan bagian yang paling dalam. Dipulpa terdapat kapiler, arteri, vena, saraf.
f)       Semen merupakan pelapis bagian dentin yang masuk kerahang.
b.        Lidah (Lingua)
Lidah tersusun oleh otot lurik dan permukaannya dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lender (mukosa) dan reseptor (tunas) pengecap (perasa).
Lidah mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.
a)      Membantu mencampur (mengaduk) makanan di dalam mulut.
b)      Membantu proses menelan.
c)      Berbicara.
d)      Indra pengecap.
e)      Membentuk makanan menjadi bulatan-bulatan kecil yang disebut bolus.
f)       Mempertahankan makanan tetap berada diantara gigi-gigi atas dan bawah waktu dikunyah.
g)      Indikator penyakit.
c.         Kelenjar ludah (Glandula saliva)
Di dalam rongga mulut bermuara tiga pasang kelenjar berikut.
a)      Glandula parotis merupakan kelenjar ludah di dekat telinga, menyekresikan ludah yang mengandung enzim ptyalin (amilase).
b)      Glandula submaksilaris merupakan kelenjar ludah di bawah rahang atas, menyekresikan ludah yang mengandung air dan lender.
c)      Glandula submandibularis merupakan kelenjar ludah di bawah lidah, menyekresikan ludah yang mengandung air dan lender.
Ludah merupakan hasil sekresi dari kelenjar parotis (25%), kelenjar submaksilaris (70%), dan kelenjar sublingualis atau glandula submandibularis (5%). Ketiga kelenjar tersebut menghasilkan  ± 2,5 liter ludah setiap hari. Ludah mengandung Na-karbonat, Na-fosfat, leukosit, enzim lisozim, dan enzim ptyalin. Enzim ptialain (amilase) yang terkandung dalam ludah bekerja pada suasana netral mengubah amilum menjadi glukosa dan maltosa. Fungsi antara lain sebagai berikut.
a)      Membasahi makanan
b)      Mencerna secara kimia amilum menjadi glukosa dan maltosa.
c)      Membunuh mikroorganisme.
d)      Sebagi buffer (larutan penyangga)
e)      Membantu untuk menelan.
f)       Membantu untu kproses pengecap.
g)      Melindungi slaput rongga mulut dari panas, dingin, asam, dan basa.
h)      Membersihakan dan membantu memelihara kesehatan rongga mulut.
2.        Faring
Faring merupakan batas antara rongga mulut dengan krongkongan. Makanan yang telah dicerna secara mekanik dan kimiawi dalam rongga mulut akan masuk kerongkongan melalui proses deglutisi melewati faring. Penelanan makanan merupakan hasil kerja samaantara gerakan refleks dan sadar di dalam faring. Makanan yang telah berubah bentuknya menjadi bolus, oleh lidah ditekan kelangit-langit atas rongga mulut, kemudian didorong (ditelan) dari rongga mulut kedalam faring → esophagus.
3.        Kerongkongan (esofagus)
Kerongkongan berupa tabung otot yang panjangnya ± 25 cm, memanjang dari akhir rongga mulut hingga lambung.
Dindin kerongkongan tersusun atas tiga lapisan berikut.
1)      Tunika mukosa, yang menghasilkan mucus atau lender.
2)      Tunika submukosa, dimana terdapat jaringan ikat kolagen dan elastic, ujung kapiler darah, dan ujung saraf.
3)      Tunikaa muskularis, mengandung otot polos dan jaringan ikat.
Kerongkongan, sepertiga bagian atas tersusun atas otot lurik dan dua pertiga bgian bawahnya tersusun atas otot polos. Lapisn otot pada krongkongan tersusun secara memanjang dan melingakar. Dengan susunan yang demikian bila terjadi kontraksi otot secarabergantian akan menimbulkan gerakakan pristaltik yang mendorong makanan mencapai lambung.
Selama melewati krongkongan, zat makanan tidak mengalami proses pencernaan. Waktu yang diperlukan bolus untuk sampi ke lambung ± 6 detik. Gerakan refleks menelan berlangsung sesudah bolus makanan  menyentuh diding hulu kerongkongan yang pada hakikatnya merangsang akhiran-akhiran saraf di dalamnya. Rangsangan yang timbul dihantarkan ke otak belakang (medula oblongata) temapt terdapatnya pusat deglutisi. Dari pusat ini keluar rangsangan yang dihantarkan menuju otot-otot pada faring dan sekitarnya. Akibatnya, terjadi dorongan bolus dari hulu krongkongan masuk kedalam krongkongan.
4.        Lambung (Ventrikulus)
Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang melebar dan terletak di bawah tulang rusuk terakhir agak ke kiri. Pada perbatasan antara lambung dan eksofagus terdpat otot sfinkterkardiak yang merupakan otot melingkar yang secara refleks akan terbuka bila ada makanan yang masuk.
Lambung memiliki tiga bagian berikut.
1)      Bagian diatas disebut kardiak, bagian yang berbatasan dengan eksofagus.
2)      Bagian tengah disebut fundus, merupakan bagian badan.
3)      Bagian bawah disebut pylorus, yang berbatasan dengan usus halus.
Pada bagian pilorus terdapat katup yang disebut sfinkter pilorik. Didalam lambung terjadi dua macam pencernaan, yaitu pencernaan secara mekanis dan pencernaan secara kimiawi.
Pencernaan mekanis disebabkan oleh otot-otot dinding lambung. Dinding lambung terdiri atas otot polos yang membentuk memanjang, melingkar, dan serong. Kontraksi otot lambung tersebut mengakibatkan bolus yang masuk kedalam lambung diaduk dan diremas –remas, sehingga menjadi lembut lagi.
Pencernaan secara kimiawi dibantu oleh getah lambung. Getah ini dihasilkan oleh gelenjar pada dinding lambung di bawah fundus, sedangkan bagian dalam dinding lambung menghasilkan lender yang berfungsi melindungi dinding lambung dari abrasi asam lambung, dan dapat bergenerasi bila cedera. Getah lambung mengnadung bermacam-macam zat, seperti: air, garam organik, unsur yang tersusun atas zat lendir, HCl/asam lambung, dan enzim-enzim pencernaan (seperti rennin dan pepsinogen).
Makanan yang masuk kedalam lambung akan menyentuh dinding lambung, menyebabkan kelenjar buntu yang terdapat pada dinding lambung mengeluarkan hormon gastrin. Hormon ini berfungsi memacu (merangsang) dinding lambung untuk menghasilkan HCL.
5.        Usus Halus (Intestinum Tenue)
Usus halus berupa tabung berkelok-kelok yang panjangnya sekitar 6-8 meter, terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
1)      Duodenum (usus 12 jari), panjangnya ± 25 cm,
2)      Jejunum (usus kosong), panjangnya ± 7 m,
3)      ileum (usus penyerapan), panjangnya ± 1 m.
Permukaan dalam usus halus membentuk lipatan-lipatan yang disebut jonjot untuk memperluas bidang penyerapan. Dinding jonjot usus halus tertutup oleh sel epithelium yang bertugas menyerap zat hara. Salah satu jenis selnya disebut sel tiang. Sel tiang dibungkus oleh miliaran mikrovili (jonjot kecil) yang menyekresikan enzim untuk menghancurkan makanan menjadi partikel yang siap diserap.
Dalam usus halus terjadi pencernaan kimiawi. Di sini proses pencernaan lemak dan protein dituntaskan sehingga menghasilkan sari makanan yang dapat diserap oleh jonjot usus.
Proses pencernaan yang terjadi dalam usus halus terjadi dalam usus halus diawali dengan masuknya chime dari lambung (yang bersifat asam) ke dalam duodenum. Adanya HCL merangsang  membrane mukosa dinding duodenum melepaskan hormone sekretin dan kolesistokinin (dulu namanya pankreozimin). Kedua hormone ini masuk kedalam predaran darah. hasil kelenjar bersifat alkalis (pH 8, 1-9,3) yang berfungsi untuk menetralkan makanan dari lambung dan mengubah pH usus halus ke pH optimum agar enzim pancreas aktif. Sekretin merangsang pangkreas untuk menyekresikan getah pangkreas. Kolesistokinin merangsang kandung empedu untuk mengeluarkan bilus (cairan empedu). Selain itu, chyme juga merangsang kelenjar yang ada pada dinding usus untuk mengeluarkan getah usus (sucus entericus).
Getah usus terdiri atas tiga macam getah.
1)      Cairan empedu.
2)      Getah pangkreas.
3)      Getah dari dinding usus halus.
6.        Usus Besar (Kolon/Intestinum Crassum)
Usus besar atau kolon, terdiri atas kolon ascendens, kolom transversum, dan kolon descendens.
Di dalam usus besar tidak terjadi pencernaan. Sisa makanan yang tidak dicerna didorong ke bagian belakang dengan gerakan paristaltik. Air dan garam mineral diabsorpsi kembali oleh dinding kolon, yaitu kolon ascendens. Sisa makanan berada dalam usus besar selama 1 sampai 4 hari. Pada waktu pembusukan dibantu oleh bakteri Escherichia coli, yang bersimbiosis dengan manusia karena mampu membentuk vitamin K dan B12. Selanjutnya dengan gerakan paristaltik, sisa makanan terdorong sedikit demi sedikit ketempat penampungan tinja yang siap keluar yaitu pada poros rektum (rectum), dan akhirnya keluar melalui anus.
Apabila lambung dan usus halus telah terisi makanan kembali, akan merangsang kolon untuk melakukan buang air besar (defekasi). Rangsang itu disebut refleks gastrokolik.
Di antara intestinum tenue dan intestinum crassum terdapat usus buntu/sekum (secum). Pada sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas.

Posting Komentar

Next Prev home